Selasa, 27 Maret 2018

Gethuk

Gethuk atau getuk merupakan salah satu makanan tradisional yang dikenal oleh masyarakat Jawa Tengah khususnya daerah Magelang. Gethuk umumnya terbuat dari singkong yang dikupas dan dikukus hingga matang.
Di daerah Magelang getuk Tri warna sangat digemari dan menjadi oleh-oleh wajib bagi para pelancong baik dari dalam maupun dari luar daerah Magelang. Getuk Tri warna sudah ada di Magelang sejak tahun 1950-an. Di pasar, dijumpai berbagai macam merk getuk Tri warna,antara lain Getuk TRIO, Getuk Marem, Getuk Eco, Getuk Sarinag, Getuk TRIO Aroma, Getuk Millenium dan Getuk TRIO Rasa. Kesemuanya menyajikan kelezatan yang mirip dengan penampilan yang unik dan khas tersendiri.

Sejarah dan Filosofi

Sejarah Gethuk berawal pada jaman penjajahan Jepang, konon pada masa itu beras yang merupakan makanan pokok Indonesia, merupakan barang langka yang sulit untuk di temukan, sehingga penduduk lokal (asli) Magelang berupaya mengganti makanan pokok mereka dengan ketela, yang saat itu banyak terdapat di sekitar rumah dan mudah ditemukan di pasar. Pionirnya adalah mbah Ali Mohtar yang berasal dari Desa Karet, Magelang yang pertama kali membuat getuk, ia mencoba berinovasi dengan ketela sehingga menjadi satu makanan yang menarik untuk dihidangkan dan tak membosankan untuk dimakan.
Filosofi dari getuk singkong adalah melambangkan kesederhanaan dan mempergunakan potensi yang kita miliki secara aktif dan kreatif sehingga membuat kita lebih mandiri dalam berbagai macam situasi. Pada dasarnya Getuk Singkong itu melambangkan kesederhanaan, nrimo ing pandum, qona’ah, apa adanya, dan jauh dari sikap konsumerisme atau gagah-gagahan semata. Di saat-saat bangsa sedang dilanda krisis ekonomi yang berimbas pada fluktuasi harga barang dan sembako, dan berujung pada rendahnya daya beli masyarakat, maka rakyat diajak untuk mengeratkan tali pinggang meskipun hanya dengan mengkonsumsi singkong. Dalam kondisi yang demikian, singkong pun bisa menjadi pilihan yang tepat untuk bertahan karena memang harganya yang murah meriah dan bisa didapatkan di mana saja.Siapapun tentu kenal baik dengan singkong. Tanaman ‘kaum alit’ ini boleh dikatakan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Bukan semata umbinya yang bercita rasa khas, kemudian filosofi tentang singkong telah mengajarkan kepada kita bahwa kesederhanaan dan kerendah-hatian dan dibarengi dengan berbagai macam potensi diri yang memadai, akan menjadikan hidup kita lebih acceptable di segala ruang dan waktu. Jadi, janganlah gengsi bersentuhan dengan singkong di tengah-tengah modernitas.

Grebek Gethuk

1398081747.JPG
Prosesi Grebeg Gethuk adalah sebuah tradisi warga Magelang yang unik dan tidak ada di daerah lain. Tradisi yang menyedot perhatian ribuan warga ini menghadirkan gethuk, yaitu makanan berbahan singkong yang merupakan khas Kota Magelang. Tradisi ini biasanya diselenggarakan dalam rangka puncak peringatan hari Jadi Kota Magelang. Dalam prosesi ini, terdapat dua buah gunungan yang terbuat dari 1108 gethuk yang diperebutkan ribuan warga. Angka 1108 ini menunjukkan usia kota Magelang yaitu 1108 tahun. Satu gunungan berbentuk lancip merupakan symbol jaler (laki-laki) dan satu lagi berbentuk bulat sebagai symbol setri (perempuan). Bentuk lancip ini juga merupakan visualisasi gunung Tidar dan bentuk bulat merupakan visualisasi tower yang terdapat di alun-alun Magelang, yang kesemuanya mencerminkan kekhasan kota Magelang. 


Sumber: https://nutrisipangan.wordpress.com/2016/09/26/gethuk-lindri-kue-cantik-ini-syarat-filosofi/amp/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sambal dabu-dabu

Kuliner Indonesia memang kaya dari Sabang sampai Merauke, Sangihe sampai ke Timor. Kekayaan kuliner membuat jenis makanan sangat bervariasi...